Home > Cinta, curhat > Hopely

Hopely


Semua ini karena “dia” yang selalu menyalahkan setiap hal, kata-kata menyalahkan dan mengancam serta memojokanku membuatku takut. Mungkin, maksudnya biar aku termotivasi, meski yang ada justru aku ketakutan.

Karena semua itu aku jadi selalu takut melangkah karena gak mau disalahkan. Waktu terus berlalu hingga aku sadar bahwa aku masih disati titik yang sama.

Ketakutanku itu ternyata berdampak pada banyak hal yang ada didiriku, karir dan juga kisah cinta. Aku harus merelakan seseorang karena ketakutanku itu. Berusaha memantaskan diri, berusaha menjadi kuat untuk mampu mendobrak kata-kata yang selalu menyalahkan itu. Namun apa yang ku usahakan tak semulus harapanku, planing terakhir itu harus sirna dan dimulainya kehidupanku bak boneka bernyawa.

Hingga, iya suatu ketika aku tersadarkan oleh sebuah keadaan. Aku jadi ingat seseorang yang dulu kutinggalkan demi memantaskan diri. Namun aku telat, kisah itu tak seperti harapanku lagi, dia menerima skenario baru dengan pemain baru yang harusnya dulu kumainkan.

Planing terakhir tentang karirku hancur, kisah asmaraku pun hancur, lengkap sudah semuanya. Kini aku hanya sekedar terus berjalan seperti tanpa arah, ya hanya mencoba terus berjalan.

Andai saja, andai saja hal itu yang selalu memenuhi otakku, andai saja kala itu, andai saja dan andai saja dan jawaban jawaban itu sudah tak mungkin sesuai harapanku kecuali waktu ini dapat diputar kembali.

Aku masih disini dengan rasa yang sama. Dengan hati yang sama. Dan tentunya dengan kedua telingaku yang siap mendengar keluh kesahmu..

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment