Archive

Archive for June, 2011

Rimba Tak Berujung


Aku bosan dalam irama takdirmu. Langitku pun tak biru lagi. Mencoba terus berjalan dalam gelap dan ganasnya rimba. Sepintas terlihat cahaya diujung jalan tapi sekejap hilang dalam kegelapan. Suara rintihan terdengar nyaring dimana-mana. Aku jadi yakin aku tak sendiri. Semua berlomba melawan ganasnya rimba. Hanya yang berduit dan berelasi yang dapat mudah melaluinya. “hukum Tuhan katakan sabar, hukum alam menggilas lidah”. #ocehanmalam

Categories: statusFB

Ocehan Ketidakpuasan


Disini orang berusaha bermain dengan jujur. Tapi apalah harga untuk sebuah kejujuran. Disana orang berlomba-lomba berebut pintu belakang. Rela membayar dengan tak sedikit uang. Uang dan relasi semua mengalahkan atas kejujuran dan keringat para pencari isi perut. Demi sesuap nasi untuk bertahan hidup. Jika memang semua harus karena uang. Bagaimana dengan nasib orang yang tak berduit. Katakan padaku? #ocehanmalam

Categories: statusFB

Ocehan Malam


Disudut sini jerit kemiskinan terdengar nyaring.. disudut lain teriakan tawa begitu lantang.. disini rintih kelaparan begitu nyata.. disana orang makan tersisa-sisa.. ini semua begitu nyata yang miskin masih saja miskin dan yang kaya pun makin kaya.. tak peduli berdiri menginjak.. wakilku begitu nyata dikursi tahta kepemerintahan.. tapi yang tak kumengerti aku masih tak merasakan hasil kerja dan janjimu. #ocehanmalam

Categories: statusFB

Fiksinya Ndaho


Seperti biasa Ndaho bangun jam setengah tujuh pagi. Tujuan utama pasti kamar mandi dan kemudian bikin kopi atau teh panas. Hmmff sepintas indah hidupnya Ndaho ini. Tapi apa boleh kata kalau ternyata dia penuh dengan masalah.

Pagi itu Ndaho kemudian berbincang bersama sang Ibu diteras depan. Sambil sesekali menyeruput teh panas yang barusan dia bikin. Seperti biasa tiap kali Ndaho dan Ibunya berbincang, tidak jauh pasti ngomongin Babe yang sudah terlalu. Ya siapa lagi kalau bukan Babe, orang yang penuh ambisi tanpa melihat kemampuanya, orang jawa bilang “ora ngilo githok e”.

Topik pembicaraan Ndaho dan sang Ibu tentang sikap Babe yang tidak pernah meikirkan anak istri lagi. Semua yang membiayai keluarganya (Ndaho) adalah sang Ibu, sedang Babe hanya ngrintis ini itu tapi tak pernah fokus, hingga dia pun tak mendapat hasil, bahkan hampir 2x dia tak dapat bayar cicilan hutang, biaya listrik dan lainny pun dia tak mampu bayar. Terus urusan makan dan sebagainya gimana? Yah tentunya Ibunya Ndaho lah yang menanggung itu, padahal sang Ibu pun sering sakit-sakitan karena harus terus bekerja diusianya yang telah beranjak tua.

Jika Ibu tak lagi mampu memenuhin semua itu terus gimana? “Tanya Ndaho ke sang ibu”. Tak tahulah, terserah Babemu itu, yang tak pernah nrimo (nrima) apa yang telah ada. Ndaho dan sang Ibu sesekali tak peduli pada Babe, tapi jika tahu Babe tak punya uang sepeserpun mereka pun timbul rasa kasian. Tapi jika selalu ingat sikap Babe yang terlalu itu mereka pun jengkel.

Babe selalu berbicara besar, hingga orang-orang tak pernah percaya dengan keluhan Ndaho dan sang Ibu bahwa mereka dalam kesulitan. Ntah apa yang dipikir Babe terserah lah “kata Ndaho sambil pasang muka pasrah jengkel”.

#ndaho #bersambung

Categories: Cerita