Archive

Archive for July, 2011

Teman Baik


Beberapa tahun yang lalu, tepatnya 6th yang lalu aku masuk salah satu universitas swasta di Jogja. Aku pun berkenalan pada salah satu mahasiswa yang ternyata pindahan dari kampus lain. Ketika ditanya kenapa pindah dia hanya jawab “salah jurusan atau tidak bisa mengikuti matkul jurusanya”.

Kami berteman akrab, hingga akhirnya dia tak pernah aktif kuliah lagi. Dia hanya nongol ketika pembayaran uang kuliah dan waktu ujian saja. Dia sibuk dengan teman-temanya diluar kampus. Mungkin minum dan cewek dulu biasa buatnya. Dia juga sempat jadi anak punk, kemudian jadi bomber (orang yang suka gambar di tembok pinggir jalan) dan trakir bilang ingin merubah diri tapi kenyataanya bubar semua. Kuliah dia tinggal katanya mau ke Jepang pendidikan dan kerja, tapi kenyataanya sama, gagal semua. Sampai akhirnya tahu-tahu dia cerita sudah kerja di perusahaan yang menurutku lumayan besar yang juga menginduk ke pertamina.

Beberapa waktu lalu kami saling berkirim sms. Ketika aku bercerita tentang keadaanku sekarang, aku tak pernah menyangka dia akan mengomentariku seperti itu. Kalimat motivasinya itu jauh tak terpikir akan keluar dari mulutnya, apalagi ketika dia mengingatkanku untuk sholat dan berdoa. Tidak menyangka sesosok dia yang dulu seperti tak pernah punya rasa tanggung jawab, yang hidupnya amburadul di kota orang, sekarang bergaya parlente dengan pakaian kantor lengkap dengan dasi dan rambut berjely. Dan yang jelas isi dari apa yang keluar dari mulutnya jauh beda dari dia yang aku kenal dulu. Salut dia mampu merubah pola pemikiran dan pendirianya 180 derajat.

Makasih sobat atas obrolan-obrolannya, kamu hebat meski kamu tak pernah menyelesaikan kuliahmu, tapi kamu menang, aku kalah sama kamu. Karena saat ini aku masih terpuruk disini. Dan aku akan terus berusaha, aku yakin aku bisa. Suatu saat kita akan bertemu dan menceritakan keberhasilan kita. You are still my best friend.

Categories: Cerita

Senyum Tulus Anak Panti


Kala itu ketika kami mengadakan acara buka bersama dengan anak-anak panti asuhan. Begitu senangnya mereka meski kami hanya menjemput mereka dengan sepeda-sepeda motor ini. Terlihat raut muka yang cerah, senyumnya yang tulus membuatku sedikit berpikir, “semoga kalian akan selalu dalam lindungan dan bimbinganNya”.

Mereka yang hidup bersama orangtua panti, yang mungkin tak tau siapa dan dimana orangtua asli mereka. Mereka anak-anak yang polos, seakan tak tau kenapa mereka ada di dunia ini dan kenapa nasib mereka lain. Tak ada ayah maupun ibu kandung mereka kini. Tetes sudah air mata ini melihatnya, mereka riang gembira bercanda bersama kawannya. Mungkin mereka tak pernah berpikir kejamnya kehidupan ini, hingga mereka harus terlahir sendiri.

Aku bangga disini, dengan segala kekuranganku ini, aku masih bisa berbagi dengan mereka. Turut merasakan apa yang mereka rasakan. Bahagia melihat mereka menikmati sore itu berbagi bersama berbuka puasa bersama, minuman kami sama dan makanan kami pun sama. Sore itu jadi pengalaman yang indah dan berarti bagi kami.

Sebentar lagi Ramadhan pun tiba, berharap bisa berbagi lagi dengan kalian. Tapi, apakah mungkin dengan keadaan yang sekarang ini. Yakin jika Tuhan menghendaki kita akan bertemu lagi sodaraku. Jangan berkecil hati, kami juga proletar sama dengan kalian. Tuhan memberikan bagian tersendiri buat kita. Semoga Ramadhan esok lebih baik. Amien.

Categories: Cerita

Memang


Saya memang bodoh, tapi saya punya hati. Saya memang proletar, tapi saya punya harga diri. Saya memang serba pas-pasan, tapi bukan terus seenaknya kalian menginjak-injak ku.

Categories: statusFB